Sejarah sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni
a. Sejarah Sebagai Peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa berusaha menjawab pertanyaan 5W yaitu (what, who, where, why, dan when). Sejarah sebagai peristiwa memiliki ciri-ciri:
1) Merupakan hasil perbuatan yang disengaja oleh manusia;
2) Memiliki hubungan sebab akibat;
3) Bersifat objektif;
4) Peristiwanya benar-benar terjadi;
5) Bersifat abadi, unik, dan penting;
6) Hanya satu kali terjadi.
Sejarah sebagai peristiwa berusaha menjawab pertanyaan 5W yaitu (what, who, where, why, dan when). Sejarah sebagai peristiwa memiliki ciri-ciri:
1) Merupakan hasil perbuatan yang disengaja oleh manusia;
2) Memiliki hubungan sebab akibat;
3) Bersifat objektif;
4) Peristiwanya benar-benar terjadi;
5) Bersifat abadi, unik, dan penting;
6) Hanya satu kali terjadi.
b. Sejarah Sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah merupakan narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia terhadap terjadinya atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau. Sejarah sebadgai kisah memiliki ciri-ciri:
1) Bersifat subjektif;
2) Merupakan hasil karya atau ciptaan seseorang;
3) Kisahnya nyata.
Sejarah sebagai kisah merupakan narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia terhadap terjadinya atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau. Sejarah sebadgai kisah memiliki ciri-ciri:
1) Bersifat subjektif;
2) Merupakan hasil karya atau ciptaan seseorang;
3) Kisahnya nyata.
c. Sejarah Sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu pengetahuan, berkembang pada abad ke-19. Sejarah sebagai ilmu memiliki ciri-ciri:
1) Memiliki objek yang menjadi kajian yaitu manusia
2) Bersifat objektif
3) Bersifat empiris, tergantung pada pengalaman manusia
4) Memiliki metode ilmiah
5) Tersusun secara sistematis
Sejarah sebagai ilmu pengetahuan, berkembang pada abad ke-19. Sejarah sebagai ilmu memiliki ciri-ciri:
1) Memiliki objek yang menjadi kajian yaitu manusia
2) Bersifat objektif
3) Bersifat empiris, tergantung pada pengalaman manusia
4) Memiliki metode ilmiah
5) Tersusun secara sistematis
d. Sejarah Sebagai Seni
Sejarah juga dikatakan sebagai seni. Untuk merekonstruksikan peristiwa masa lalu dan menampilkannya sebagai karya sejarah membutuhkan juga intuisi, emosi, dan juga gaya bahasa. Sebagai seni sejarah memiliki ciri-ciri:
1) Sejarah disusun berdasarkan intuisi;
2) Membutuhkan emosi dan gaya hidup.
Sejarah juga dikatakan sebagai seni. Untuk merekonstruksikan peristiwa masa lalu dan menampilkannya sebagai karya sejarah membutuhkan juga intuisi, emosi, dan juga gaya bahasa. Sebagai seni sejarah memiliki ciri-ciri:
1) Sejarah disusun berdasarkan intuisi;
2) Membutuhkan emosi dan gaya hidup.
Namun sejarah sebagai seni mempunyai beberapa kekurangan
yaitu:
1) Sejarah sebagai seni akan kehilangan ketepatan dan objektifitasnya, karena sebagai seni berarti merupakan hasil imajinasi;
2) Kajiannya menjadi terbatas.
a. Sejarah Sebagai Peristiwa dan Kisah1) Sejarah sebagai seni akan kehilangan ketepatan dan objektifitasnya, karena sebagai seni berarti merupakan hasil imajinasi;
2) Kajiannya menjadi terbatas.
Sejarah dapat dipahami dari 2 aspek, yaitu :
1. Sejarah sebagai peristiwa
atau realitas (I’histoir realite) karena peristiwa sejarah atau
kejadian sejarah itu benar-benaada dan terjadi pada masa lampau.
2. Sejarah sebagai kisah sejarah
(L’histoir recite). Dalam pengertian ini sejarah dipandang sebagai
kisah dari peristiwa-peristiwa masa lampau.
Sartono kartodirdjo, membagi sejarah
menjadi dua, yaitu :
1. Sejarah dalam arti
objektif merupakan kejadian atau peristiwa sejarah yang tidak dapat
terulang lagi.
2. Sejarah dalam arti subjektif
adalah suatu kontruksi (bangunan) yang disusun oleh penulis sebagai suatu
uraian cerita (kisah). Kisah tersebut merupakan suatu kesatuan rangkaian dari
fakta-fakta yang saling berkaitan.
Tidak semua peristiwa yang
terjadi pada masa lampau digolongkan sebagai suatu peristiwa sejarah.
Peristiwa yang dapat digolongkan
sebagai suatu peristiwa sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Peristiwa tersebut Unik
Peristiwa sejarah merupakan
suatu peristiwa yang unik, sebab hanya sejkali terjadi (once) atau dalam bahasa
Jerman disebut dengan einmaligh.
2. Peristiwa Tersebut Besar
Pengaruhnya
Peristiwa atau kejadian pada
masa lampau mempunyai pengaruh yang besar pada masanya atau pada masa-masa
selanjutnya. Contoh, peristiwa pembacaan proklmasi kemerdekaan, sumpah pemuda,
dsb.
b. Sejarah Sebagai Ilmu
dan Seni
1. Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu memiliki
ciri-ciri sebagai berikut ;
a. Empiris
Empiris berasal dari bahasa
Yunani empeiria yang berarti pengalaman. Sejarah sangat bergantung
pada pengalaman manusia. Pengalaman tersebut direkam dalam dokumen dan
peninggalan sejarah lainnya, kemudian diteliti oleh sejarawah untuk menemukan
fakta.
b. Memiliki Objek
Kata Objek berasal dari Latin objectus
artinya yang dihadapan, sasaran, tujuan. Objek yang dipelajari oleh sejarah
sebagai ilmu adalah manusia dan masyarakat yang menekankanpda sudut pandang waktu.
c. Memiliki Teori
Dalam bahasaYunani theoria
berarti renungan. Sama seperti ilmu sosia lainnya, sejarah mempunyai teori yang
berisi kumpulan kaidah-kaidah pokok suatu ilmu, seperti: teori sosiologi, teori
nasionalisme, teori konflik sosial, dsb.
d. Memiliki Metode
Methodos (Bahasa Yunani) berarti cara. Dalam rangka penelitian, sejarah
mempunyai metodologi penelitian sendiri yang menjadi patokan-patokan tradisi
ilmiah yang senantiasa dihayati.
2. Sejarah sebagai Seni
Sejarah sebagai seni, memerlukan
:
a. Instuisi
Sejarawan memerlukan instuisi
atau ilham, yaitu pemahaman langsung dan insting selama masa penelitian
berlangsung. Dalam hal ini cara kerja sejarawan sama dengan seniman.
b. Imajinasi
Dalam melakukan pekerjaannya
seorang sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa
yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi seudah itu. Contohnya : Sejarah
Sagaranten, harus membayangkan keadaan geografis kota Sagaranten.
c. Emosi
Dalam penulisan sejarah harus
ada keterlibatan emosi, dalam hal ini penulis sejarah harus mempunyai empati
yang tinggi (empatheia = perasaan) untuk menyatukan perasaan dengan objeknya,
seolah-olah mengalami sendiri.
d. Gaya Bahasa
Dalam penulisan sejarah gaya
bahasa yang digunakan harus lugas atau tidak berbelit-belit, sehingga kisah
sejarah akan mudah dipahami oleh pembaca.
Sejarah sebagai seni memiliki
kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
a. BerkurangnyaKetetapan dan
Objektivitas
Accuracy (ketepatan) dan objektivitas sangat diperlukan dalam penulisan
sejarah. Penulisan sejarah berdasarkan fakta, sedangkan seni merupakan hasil
imajinasi.
b. Penulisan Sejarah akan
Terbatas
Penulisan sejarah yang terlalu
dekat dengan seni akan terbatas kepada objek-objek yang dapat dideskripsikan .
Penulisan sejarah akan penuh dengan gambaran tentang perang dan biografi yang
penuh sanjungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar